Indonesia MTL Society dibentuk atas inisiasi Afi Motik, pada tahun 2018. Meskipun masih terbilang baru, tetapi jumlah anggota di grup Facebook Indonesia MTL Society sudah lebih dari empat ribu.
Melalui visinya untuk membantu perokok beralih ke vape, bahkan berhenti menggunakan keduanya secara total, Indonesia MTL Society menjadikan komunitas sebagai tempat untuk berdiskusi, edukasi, bahkan menjadi tempat bagi anggotanya untuk mempromosikan bisnis yang sedang mereka jalankan.
Berawal dari iseng
Perhatian akan banyaknya komunitas vape di Indonesia yang mengusung ciri khas berbeda-beda, membuat Afi mencoba untuk mencari tentang komunitas MTL. Namun, ia tidak menemukan adanya komunitas tersebut. Hal itu membuatnya “iseng” untuk membuat grup Facebook khusus pengguna MTL vaping style, dengan mengajak dua rekannya untuk membantu sebagai admin di grup tersebut. “Kami nggak ngoyo, tapi ternyata responnya bagus dan peminatnya lumayan banyak, jadi kami bikin ruang chat di telegram juga,” tutur Afi saat memperkenalkan awal mula komunitasnya terbentuk.
Hingga tahun 2019, komunitas yang dulunya bernama Indonesia MTL Vaping Style ini memiliki jumlah anggota yang mencapai lima belas ribu orang di grup Facebook. Meskipun grup sempat dihapus oleh pihak Facebook, komunitas ini kembali dengan anggota yang sudah melebihi angka empat ribu di grup Facebook yang baru.
Adanya inisiatif dari para anggota untuk membuat chapters di masing-masing kota, semakin menambah dinamika interaksi dari komunitas ini, meskipun aktivitas komunitas seperti diskusi dan edukasi produk lebih banyak dilakukan secara daring grup. Saat ini, Indonesia MTL Society memiliki tujuh chapters di kota-kota yang berbeda. Untuk aktivitas di setiap chapter, tidak ada ketentuan khusus yang diberikan oleh Afi, karena baginya, vaping membutuhkan komunitas terutama untuk belajar dan melakukan edukasi. “Kami masih belum mengarahkan, karena kami belum mempunyai model benefit yang pas ketika mereka bikin chapter. Jadi terserah mereka, yang penting bisa saling ngumpul dan belajar.”
Lebih dari sekedar vaping style
“Bagi saya, MTL adalah dunia saya. Saya lebih cocok dengan style itu.” Sejak mengenal vape pada akhir 2014, Afi memang lebih banyak menggunakan gaya vaping MTL, “biar nggak ngebul parah,” tuturnya. Meskipun sebelumnya masih menggunakan vape dan rokok secara bersamaan, ia akhirnya memutuskan untuk benar-benar berhenti merokok dan hanya menggunakan vape sejak 2015. Saat itu, faktor ekonomi menjadi pertimbangan utamanya. Menggunakan vape dan rokok secara bersamaan, dirasa tidak bijak bagi Afi.
Sejak beralih ke vape sepenuhnya, Afi merasa lebih nyaman berolahraga berat dalam waktu lama. Tidak bersin-bersin, tidak ada sesak di dada, dan tidak ada lendir di tenggorokan pada pagi hari. Dibandingkan merokok, keinginan untuk vaping lebih mudah untuk dikontrol.
“MTL itu simple, dalam hal device.” Terlebih, secara personal, Afi juga memiliki visi untuk membantu orang-orang berpindah dari rokok ke vape, dan tidak menutup kemungkinan untuk berhenti dari keduanya, sehingga orang-orang dapat memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Behavior dari MTL vaping style yang mirip dengan merokok, diyakini Afi sebagai salah satu cara yang efektif untuk mewujudkan visinya tersebut.
Tidak hanya sebuah komunitas
Bagi Afi, vaping menawarkan hal selain sebagai alternatif merokok, yaitu komunitas. Melalui sebuah komunitas, Indonesia MTL Society ingin berbagi edukasi bahwa ada gaya vaping yang lebih efektif untuk membantu berhenti merokok. Oleh karena itu, kata-kata seperti “help to quit smoking” dan “socialize” menjadi kata kunci utama bagi Indonesia MTL Society. Komunitas ini terbuka untuk pengguna-pengguna baru, tanpa ada persyaratan khusus untuk memiliki device terlebih dahulu.
Dalam memantik sebuah diskusi, Indonesia MTL Society banyak mengunggah konten-konten seperti memberikan edukasi soal jenis device yang cocok, bagaimana menggunakan device dengan baik, hingga tinjauan produk sebagai referensi bagi pengguna. Konten-konten yang diunggah juga bertujuan memberikan stimulus bagi anggota grup, untuk dapat mengunggah cerita dan pengalamannya dengan MTL. Konten-konten tersebut kemudian dibuatkan shortcut, sehingga pengguna baru dapat merujuk pada konten-konten tersebut sebagai bahan informasi dan referensi.
Setiap akhir pekan, Indonesia MTL Society mengadakan #LiburMTL. Melalui tagar tersebut, anggota-anggota grup diperkenankan untuk mengunggah hal-hal di luar MTL seperti set-up DL, dan juga cerita soal penggunaan nikotin rendah. Hal itu dilakukan para admin komunitas, agar semakin banyak yang menggunakan nikotin rendah dan secara bertahap dapat switch untuk berhenti total dari vaping.
Di situasi pandemi ini, Indonesia MTL Society meyakini bahwa komunitas menjadi tempat yang penting untuk saling mendukung dan menguatkan. Tidak sedikit anggota grup yang mengunggah produk hasil bisnis yang sedang mereka tekuni, menjadi tempat untuk promosi, dan saling membeli. “Ada yang komentar, terus pesan. Kalau sekarang, lagi ramai bisnis ikan cupang,” pungkas Afi diselingi gelak tawa.
MTL Indonesia Society memiliki tempat tersendiri di hati para anggotanya, adanya rasa memiliki karena grup dianggap sebagai sumber informasi, menjadi wadah berkenalan dengan banyak teman baru, mendapatkan value dari komunitas, dan memberikan dampak yang positif untuk orang lain. Ketika grup sempat dihapus misalnya, banyak anggota yang menghubungi Afi secara langsung untuk menanyakan soal grup.
Upaya mendorong industri vape
Dalam upaya mendorong industri vape di tengah situasi pandemi, Indonesia MTL Society banyak melakukan tinjauan terhadap produk-produk vaping, khususnya yang didesain untuk MTL vaping style. Afi meyakini bahwa pengalaman dari user menjadi hal yang penting, “di situasi seperti ini, orang pasti berpikir lebih jauh untuk mengeluarkan uang. Oleh karena itu, opini dari user yang sudah memiliki pengalaman benar-benar diperlukan.”
Adanya aturan cukai dari pemerintah, di sisi lain dapat mendorong lahirnya UMKM melalui toko-toko kecil. Menurut Afi, Indonesia berpeluang untuk mengekspor produk nikotin dan botol kaca untuk liquid, sehingga dapat meningkatkan devisa.
Alasan utama dan pertimbangan finansial
Sebelum menutup perbincangan, Afi membagikan pesan untuk teman-teman yang ingin berhenti merokok dengan vape. Diperlukan pertimbangan finansial yang matang dan alasan utama untuk berhenti merokok. Alasan tersebut harus dipikirkan secara matang.
Selanjutnya, cari tahu dari segi biaya, karena vaping sendiri tidak murah, baik dari segi alat maupun liquid, “prinsip saya, apa yang bisa dibeli, bisa dijual. Jadi, kita bisa jual alatnya kalau sudah nggak nge-vape.” Menurut Afi, dalam jangka panjang, penggunaan vape akan lebih murah dibandingkan rokok.
Terakhir, calon pengguna bisa datang ke toko vapor, bergabung dalam komunitas, dan sharing dengan teman yang sudah memiliki pengalaman.