Mungkin bagi masyarakat awam, rokok elektrik masih dipandang negatif dan memiliki dampak yang sama dengan rokok konvensional. Namun bagaimana faktanya? Apakah justru lebih berbahaya atau jauh lebih rendah risiko? 

Sebuah studi pada 2016 yang dikerjakan oleh National Centre for Smoking Cessation and Training (NCSCT) yang bekerja sama dengan Public Health England (PHE) berupaya untuk mengungkap profil risiko dari rokok elektrik dan memberikan rekomendasi kepada para penyedia layanan berhenti merokok tentang peranan rokok elektrik dalam membantu mengurangi jumlah konsumsi tembakau. 

Salah satu temuan yang menarik adalah terkait efektivitas rokok elektrik dalam membantu mengurangi kebiasaan merokok. Perokok yang ingin berhenti dengan menggunakan rokok elektrik memiliki tingkat berhenti merokok yang jauh lebih tinggi dibanding dengan mereka yang tidak menggunakan rokok elektrik. 

Selain itu, dengan teknologi rokok elektrik yang semakin berkembang, device pada rokok elektrik mampu untuk menghantarkan kadar nikotin yang mendekati rokok konvensional. Kemajuan ini menyebabkan rokok elektrik menjadi alternatif yang sesuai bagi para pecandu rokok konvensional karena dapat menghadirkan sensasi yang mirip dengan risiko yang lebih rendah.

Meskipun begitu, proses peralihan dari rokok konvensional ke rokok elektrik tetap memerlukan waktu yang tidak singkat. 

Dengan risiko yang 95 persen lebih rendah dari rokok konvensional, layanan berhenti merokok harus lebih terbuka dengan opsi-opsi alternatif seperti penggunaan rokok elektrik. Hal ini dapat membantu mereka yang sudah berkali-kali gagal dengan metode yang sudah ada. Maka dari itu, produk alternatif dapat menjadi solusi yang sesuai. 

Untuk mendapatkan akses yang lengkap dapat melalui link: https://inovasitembakau.com/wp-content/uploads/2020/10/Electronic-cigarettes.-A-briefing-for-stop-smoking-services.pdf