FOOM yang adalah akronim dari Forget Old Method of Smoking merupakan salah satu produk karya anak bangsa yang digawangi oleh Teguh dan Vera. FOOM telah meramaikan industri HPTL Indonesia sejak November 2019. Bagi FOOM, yang “dilupakan” adalah cara dalam mengonsumsi nikotin dan bukan prosesnya. Untuk mengenal FOOM lebih jauh, Inovasi Tembakau telah mewawancarai Teguh sebagai salah satu founders FOOM.

Beralih ke cara mengonsumsi nikotin yang lebih aman

Latar belakang Teguh dan Vera yang sama sekali tidak berhubungan dengan industri HPTL menjadi tantangan sekaligus memberikan warna tersendiri dalam roller coaster melahirkan FOOM. Meskipun bukan seorang perokok, Teguh terlibat langsung dalam riset dan pengembangan produk. “Saya ingin tahu experiencenya sejauh apa,” pungkasnya ketika mengawali penjelasan bagaimana ia ingin terlibat secara penuh dalam pengembangan produk.

Saat itu, orang pertama yang ia rekrut adalah Marketing Lead untuk fokus pada pengembangan produk. Awal mula mengerjakan riset dan pengembangan, Teguh bayak melakukan perjalanan ke Shenzhen untuk bertemu dengan orang-orang yang sudah familier dengan industri HPTL dan bertukar insight tentang bagaimana seharusnya membuat sebuah produk.

Berdasarkan insight yang telah didapat, Teguh kemudian merekrut orang untuk desain produk. “Kebetulan orang pertama di product design kami adalah perokok dan vaper, sehingga perspektif kami sudah lengkap,” jelas Teguh.

Teguh mengaku, cukup banyak tantangan ketika pertama kali menjual FOOM. “Ini produk apa, siapa yang punya, bahkan hingga disebut sebagai produk gagal,” ungkapnya menjelaskan dinamika awal proses bisnis dilakukan.

Pada akhirnya, FOOM berhasil menjalin kerja sama dengan Alfamart untuk menjual produk di dua ratus toko kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, dan Makassar. Penjualan ke toko-toko vape juga mulai dilakukan pasca FOOM memiliki sales team tersendiri.

“Kita practically benar-benar tumbuh satu-satu sampai seperti sekarang dengan progres yang positif dan growth yang signifikan,” tuturnya.

FOOM memiliki visi dan misi dalam membantu perokok dewasa untuk beralih ke cara mengonsumsi nikotin yang lebih aman. Bagi Teguh, aspirasi FOOM adalah membangun brand lokal karya anak bangsa yang bagus, sustainable, dan dikembangkan oleh Indonesia. “kalau ngomongin brand lokal belum banyak. Kami melihat bahwa kami bisa mengisi gap tersebut karena memiliki misi dan market yang jelas,” pungkasnya.

Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, FOOM memiliki Chemical Engineer sekaligus bekerja sama dengan salah satu pabrikan liquid lokal untuk memastikan kualitas liquid yang dimiliki, baik dari segi persentase nikotin maupun proses kimia yang perlu diperbaiki.  

Upaya untuk menjadi relevan

Bagi Teguh, FOOM tidaklah berfokus pada peluncuran produk dalam jangka waktu tertentu. Namun, produk disesuaikan dengan pasar dan segmen mana yang ingin ditargetkan. Teguh percaya bahwa konsep yang tepat dan relevan dengan kebutuhan konsumen akan mendukung FOOM dalam mencapai misinya. “Kami mission driven. Kami ingin membantu perokok dewasa, jadi kami harus memberikan kepuasan untu perokok dewasa. Jangan sampai kami keluar dari misi yang sudah menjadi DNA kami,” pungkasnya.

Dalam rangka menyesuaikan kebutuhan konsumen inilah yang membawa FOOM mengembangkan open pod system. Dengan adanya pod tersebut, diharapkan konsumen semakin mudah dalam memperoleh produk dengan harga yang terjangkau, tetapi dengan kualitas yang terjamin. “Kami memiliki mimpi, dalam beberapa tahun ke depan, siapa pun hingga dari kelas menengah ke bawah dapat menggunakan produk alternatif merokok,” ujar Teguh.

Oleh karena itu, FOOM memposisikan brand-nya sebagai produk lokal yang berkualitas dengan tiga pendekatan, yaitu affordable pricing, uniqueness, sustainable product dan brand. Dalam hal ini, FOOM berupaya menjadi brand yang bertanggungjawab, jujur, taat regulasi, dan aktif memberikan informasi kepada para pengguna.

Komitmen edukasi dan memajukan industri

Bersama dengan pengusaha HPTL lainnya, FOOM tergabung dalam Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO). Dengan demikian, terdapat platform untuk berkomunikasi secara aktif dengan Pemerintah, konsumen, dan pelaku industri lainnya. Tujuannya adalah satu, yaitu memajukan industri HPTL.  

Menurut Teguh, industri HPTL saat ini sudah cukup berkembang dibandingkan sebelum 2018 karena kepastian terhadap industri saat ini sudah lebih baik. “Kami akan terus membawa industri ini maju dan berkelanjutan. Dalam mana, pengaturan yang berimbang, adil, dan akomodatif adalah salah satu prinsip utama kami,” jelas Teguh. Ia percaya bahwa regulator akan mengutamakan kepentingan konsumen dan bagaimana menumbuh kembangkan industri HPTL sebagai industri baru.

Menurut Teguh, beragamnya produk HPTL memang diperlukan karena akan memperkaya pilihan yang tersedia bagi konsumen, sehingga konsumen dapat menentukan alternatif yang relevan untuk mereka. Jika tidak ada pilihan alternatif, maka sulit bagi masyarakat untuk beralih. Semakin maju industri, diharapkan produk-produk alternatif ini akan diterima baik bagi masyarakat maupun Pemerintah.

Selain memajukan industri FOOM juga memberikan edukasi bagi penggunanya dengan menjelaskan mengenai produk alternatif yang lebih rendah risiko dari rokok konvensional serta edukasi tentang bagaimana membedakan produk alternatif dengan konvensional. Namun, pilihan sepenuhnya tetap dikembalikan kepada konsumen.

Lebih lanjut, FOOM bersama pelaku industri HPTL melalui APPNINDO sedang merancang campaign yang dapat dipahami oleh semua pihak tentang Pengurangan Dampak Buruk Tembakau (Tobacco Harm Reduction). Harapannya, kampanye tentang kesehatan tersebut dapat terintegrasi serta diamplifikasi secara masif dan berimbang.

Catatan untuk vapers dan pemerintah

Sebelum menutup perbincangan hari itu, Teguh berpesan mengenai pentingnya menjadi konsumen yang bijak dalam memilih produk. Dalam hal ini, pilihan sepenuhnya berada di tangan konsumen, sehingga konsumen dapat menentukan apa yang paling baik untuk mereka.

Selanjutnya, Teguh mengapresiasi dukungan Pemerintah dalam industri HPTL. Ia berharap, Pemerintah dan pelaku industri dapat bersama-sama menjaga dan meningkatkan industri HPTL melalui regulasi yang berkelanjutan. Teguh juga menghimbau agar para pelaku industri dapat tetap menjaga solidaritas untuk sama-sama memajukan industri.

“Kalau bukan kita, siapa lagi?” tutup Teguh.