Masih ingat dengan Baba Vape Bar? Nama toko vape yang satu ini pernah muncul dalam artikel Inovasi Tembakau saat mewawancarai Rifqi, pencetus Indonesia Vapers Movement (IVM). Baba Vape Bar adalah manifestasi dari semangat Rifqi dalam melakukan edukasi vape, baik untuk vaporista maupun konsumen.

Keluhan vapers sebagai penggerak mula-mula

Berdiri tahun 2016, Baba Vape Bar didirikan atas dasar keluhan dari para vapers yang merasa saat itu belum ada toko vape yang dapat memberikan edukasi, lebih dari sekadar menjual produk. Mulanya, Rifqi mengaku belum memiliki pikiran untuk membuka toko. Namun, akhir 2015 membawanya pada rekan-rekan dengan satu visi untuk menginisiasi berdirinya toko vape. Tujuan mula-mulanya sederhana, agar menjadi tempat berkumpul teman-teman komunitas, karena Rifqi menjadi bagian dari komunitas Vape Indonesia.

Cerita awal berdirinya toko memang tidaklah mudah. Bahkan, saat itu Baba Vape Bar hanya dapat berdiri satu tahun karena ada pekerjaan yang mengharuskan Rifqi untuk keluar kota. Pada akhirnya, tidak ada yang menangani toko. Hingga suatu hari, Rifqi memutuskan untuk menetap di Jakarta dan kembali membuka Baba Vape Bar dengan filosofi bahwa toko vape akan menjadi wadah bagi teman-teman komunitas untuk sharing dan berbagi edukasi.

“Awal buka ya sekadar buka saja waktu itu. Kami ingin punya toko tapi tidak memikirkan target marketnya seperti apa. Akhirnya pas saya tinggal, toko jadi tidak bergerak karena visi misinya tidak sampai ke vaporista,” cerita Rifqi.

Selalu mengedepankan edukasi

“Kami selalu mengedepankan edukasi,” begitu pungkas Rifqi ketika digali lebih dalam tentang visi misi dari Baba Vape Bar. Rifqi percaya bahwa dengan edukasi yang baik, pelayanan kepada konsumen juga akan maksimal. Oleh karena itu, ia selalu mengutamakan edukasi tentang keamanan penggunaan device kepada konsumen dan mengadakan refreshment setidaknya tiga bulan sekali untuk para vaporista di Baba Vape Bar.

Dalam agenda bulanan ini, vaporista diajak untuk memberikan laporan tentang review siapa saja yang sudah ditonton dan artikel apa saja yang sudah dibaca. Tujuannya, agar vaporista dapat memiliki informasi yang terus update dan bisa melayani konsumen yang datang dengan produk-produk baru, termasuk bagaimana pengaturan tentang berbagai device. Setidaknya, vaporista dapat memahami hal-hal dasar, seperti coiling dan ohm law. Tidak jarang, vaporista Baba Vape Bar juga dilibatkan untuk sharing dalam acara edukasi untuk vaporista di daerah-daerah lain yang diadakan oleh IVM.

Hal paling berkesan

“Ini beracun tidak, sih?” “Bagaimana ini bisa lebih aman dari rokok?” Pertanyaan-pertanyaan jenis tersebut berulang kali diajukan oleh calon konsumen kepada Baba Vape Bar. Bukan tanpa alasan, karena informasi tentang vape yang didapatkan para calon konsumen ini masih terbatas. Rifqi bercerita, banyak konsumen yang mendengar bahwa vape lebih rendah risiko dari teman-temannya. Namun, ketika mereka mencari informasi di internet, mereka banyak mendapat informasi yang salah soal vape.

“Waktu itu ada calon konsumen yang datang. Kita diskusi sampai dua jam tentang vape. Waktu itu, saya berikan video acara IVM yang ada pemaparan dari YPKP. Akhirnya, dia percaya dan dapat informasi yang tepat tentang vape,” kata Rifqi. Hal yang paling berkesan baginya saat itu adalah ketika konsumen tersebut mengatakan bahwa jika ada yang bisa menjelaskan dengan detail dan tepat, maka akan semakin banyak orang yang bisa beralih.

Tidak jarang, konsumen Baba Vape Bar datang dari berbagai penjuru daerah yang jauh untuk ngobrol-ngobrol dan meminta untuk idajari setting device yang tepat. Hal itulah yang pada akhirnya menjadi sarana untuk bonding antara Baba Vape Bar dengan para konsumen.

Rifqi tidak menampik adanya anak-anak di bawah umur yang berusaha untuk membeli vape. Menurut Rifqi, biasanya anak-anak tersebut terpengaruh dari lingkungannya. “Saya coba tanya-tanya, katanya mereka mau nyoba aja. Begitu saya jelaskan kalau itu tidak boleh untuk anak di bawah umur, mereka akan berkilah kalau itu untuk kakaknya. Ketika diminta agar kakaknya yang datang ke toko, mereka malah lari,” pungkas Rifqi diselingi tawa. Baginya, yang juga berbahaya adalah ketika ada pembeli di bawah umur melalui market place. Dari sana, sulit memastikan siapa pembeli dan berapa usianya. Sementara pembelian melalui Instagram, akan lebih mempermudah untuk melakukan verifikasi dan pengecekan lewat profil maupun konfirmasi lewat kotak pesan. Hal terpenting adalah komitmen, setidaknya itu yang ditekankan Rifqi.

Bertahan kala pandemi

Pondasi, konsep, dan target pasar yang jelas menjadi kunci utama untuk bertahan di tengah gempuran situasi pandemi. Menurut Rifqi, toko vape perlu lebih selektif dalam pengambilan barang di distributor, agar tidak terjadi penumpukan stok barang.

Selain melakukan pembelanjaan secara selektif, Baba Vape Bar juga berkolaborasi untuk memproduksi liquid dan memastikan distribusinya merata tersedia di toko-toko vape dengan jumlah yang sama. “Konsepnya gotong-royong. Kami tidak meluncurkan produk sebanyak biasanya agar tidak membanjiri pasar dan bisa bersama-sama menguntungkan toko-toko vape. Ketika stok di toko yang satu habis, konsumen dapat diarahkan ke toko lain yang produknya masih tersedia,” ujar Rifqi.

Industri HPTL memang saat ini sudah mulai membaik, tetapi Rifqi tetap menekankan bahwa vaporista tetaplah ujung tombak edukasi. Selain itu, adanya SNI juga membuat produk-produk menjadi lebih baik karena ada pengawasan langsung. Pada akhirnya, toko vape akan memiliki semangat untuk menjual produk yang layak untuk dikonsumsi, mulai dari segi kebersihan dan standar yang terjaga.

“Vaporista adalah konsultan vape. Jangan sampai hanya sekadar jualan saja, tetapi pelayanan juga perlu ditingkatkan. Poinnya adalah jangan sampai kita mengecewakan orang yang tadinya ingin beralih ke vape, tetapi malah menganggap vape tidak baik karena bertemu vaporista yang salah,” kata Rifqi.

Pada akhirnya, toko vape perlu mengutamakan pelayanan agar konsumen yang datang merasa terkesan dan mendapatkan rekan diskusi untuk membicarakan apa yang mereka butuhkan.

Harapan untuk vapers dan industri

Harapan Rifqi untuk vapers adalah satu hal. Vapers secara tidak langsung menjadi duta industri vape. Apa yang dilakukan menjadi cerminan industri ini secara keseluruhan. Karenanya, etika dan sikap perlu dikedepankan. Sementara itu, bagi teman-teman yang ingin beralih dari rokok ke vape, Rifqi menghimbau agar dapat memastikan pada diri sendiri bahwa motivasi vaping adalah karena kebutuhan untuk berhenti merokok.

Sebagai pesan untuk industri HPTL, Rifqi melihat saat ini daya beli masyarakat sedang sangat rendah dan omset toko-toko vape sedang turun drastic. Harapannya, ada perhatian dan solusi dari pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan industri HPTL, karena banyak sekali orang-orang yang terlibat di industri ini, terutama UMKM. “Saya berbicara dari kaca mata toko, terutama untuk kondisi saat ini. Jika cukai diturunkan, maka harga retail juga akan turun. Harapannya, orang-orang akan tetap berbelanja dan tidak kembali pada kebiasaan merokok,” tutup Rifqi.