Sejak 2016 dari awal mula terbentuk, hingga saat ini sudah beranggotakan 70 orang, Vapers Kuningan menjadi wadah bagi para penggemar vape di Kuningan tanpa pandang bulu. Deni namanya— saat ini adalah ketua Vapers Kuningan. Ia bercerita bahwa Ia juga merupakan mantan perokok “dulu juga ngerokok ya walaupun bukan yang berat cuman sebungkus sebulan lah. Ya tapi itu, rasanya gaenak sih di badan jadi gampang lemas tenggorokan juga sakit gitu atuh”, ujar Deni.

Vapekustik: Bukan Cuman Sekedar Kumpul-Kumpul doang nih

Di Vapers Kuningan vape meet atau acara kumpul- kumpul diadakan setiap sebulan sekali. Dalam acara tersebut, biasanya sambal diiringi alunan musik akustik. Selain itu, acara tersebut juga dijadikan sebagai wadah untuk berbagi dinamika antar para pengusaha dan penjual vape. Termasuk juga memfasilitasi persamaan harga pasar guna menghindarkan konflik dalam ajang banting-banting harga diantara para pengusaha vape.

“Biasanya juga suka denger lah keluh-kesah dari sisi para penjual vape, apalagi pas masa pandemi kemarin banyak penurunan itu. Sama ini sih masalah cukai ya, kan untuk tahun ini berubah tuh ya kebijakannya udah enggak cukai yang 100 ml lagi tapi balik ke yang 60 ml. Jadi ya kayanya juga dirasa bakalan lebih untung”, papar Deni.

Selain itu, juga masalah kode etik dalam nge-vape di Vapers Kuningan juga sangat diperhatikan. Vapers Kuningan sangat menjunjung tinggi para vapers untuk menghargai orang seperti jangan nge-blow asap kea rah orang, beli likuid yang bercukai, dll.

Cukai Likuid 60 ml Lebih Menguntungkan?

Berdasarkan paparan Deni, menurutnya dengan adanya kebijakan cukai 60 ml ini akan membuat industri vape semakin berkembang dan untung. Mempertimbangkan daya beli masyarakat yang cenderung lebih cepat dan tinggi dengan likuid yang memiliki volume lebih kecil dibanding yang ukuran 100 ml.

Hal yang sama juga Ia ungkapan dari sisi konsumen, bahwa banyak konsumen lebih suka kemasan 60 ml daripada yang 100 ml meskipun jika dihitung harganya memang jatuhnya cenderung lebih mahal.

“Dengan likuid yang lebih kecil ya 60 ml itu kan juga ada lah masalah rasa, namanya manusia kan sering jenuh ya. Jadi, lebih efisien aja gitu kan perputaran industrinya juga jadi lebih cepat karena orang sering beli likuid”, tambah Deni.