Kenaikan Cukai Tembakau dan Dampaknya

Kenaikan cukai produk tembakau tidak akan efektif karena hanya akan membuat konsumen beralih ke alternatif yang lebih murah harganya. Wakil Ketua Umum Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (AKRINDO) Anang Zunaedi menjelaskan, kenaikan cukai tembakau hanya akan menggeser pola konsumen ke produk yang lebih murah.

“Kenaikan yang berlebihan tidak berdampak pada penurunan prevalensi, hanya menggeser perokok memilih rokok lebih murah. Jadi tidak efektif kalau malah banyak rokok ilegal,”

ujar Anang (18/8/2022)

Anang menambahkan, meningkatnya cukai dari tahun ke tahun dengan angka yang fantastis akan merugikan mulai dari petani, produsen, hingga konsumen produk tembakau. Selain itu, negara juga akan rugi dengan munculnya produk ‘alternatif’ berupa produk ilegal karena lebih murah dan menarik konsumen tembakau.

Hal ini berpotensi menghambat tujual awal dari kehadiran rokok elektrik guna menekan penggunaan dampak buruk konsumsi tembakau. Rokok elektrik memiliki dampak yang lebih rendah risiko ketimbang tembakau yang dibakar. Kenaikan cukai akan mendorong konsumen tembakau untuk bergeser ke produk yang lebih murah dan belum tentu aman. Hal ini akan menjadi ancaman bagi konsumen yang sudah terbiasa dengan produk nikotin rendah risiko. Oleh karenanya, ini saat mengkhawatirkan ketika konsumen produk rendah risiko kehilangan manfaatnya karena terhambat oleh tarif harga.

Menambah Bahaya

Peneliti dari Georgia State University Michael Pesko melihat adanya kecenderungan yang buruk, terutama bagi pejabat kesehatan bila kenaikan cukai tembakau terjadi. Ia dan timnya menemukan bahwa naiknya cukai berpotensi menciptakan perokok baru.

“Temuan kami menguraikan bahwa kenaikan sekitar US$1,65 per mililiter dapat meningkatkan angka perokok baru hingga 2,5 juta jiwa,”

tulis Pesko, dkk.

Kendati penelitian tersebut adalah hasil permodelan di Amerika Serikat, temuan tersebut mampu menjadi refleksi untuk kita semua, kepada vapers dan juga pemangku kebijakan. Naiknya cukai tembakau tanpa alasan yang jelas hanya akan menambah beban kepada konsumen dan juga negara. Konsumen secara naluriah akan berpindah dari produk yang biasa ia gunakan ke produk yang lebih murah. Ketika vape yang konsumen gunakan tidak ada alternatif yang lebih murah lagi, ia mau tidak mau akan kembali ke rokok–produk dengan risiko lebih tinggi. Akibatnya negara cepat atau lambat akan menghadapi kenaikan biaya Kesehatan akibat tembakau tinggi risiko.

Baca juga:

Cukai Produk Tembakau: Ojo Dibanding-bandingke

Cukai Rokok Elektrik Sistem Terbuka vs. Tertutup