Pengurangan Dampak Buruk

Menjalani hidup seutuhnya bukanlah tanpa risiko. Saat kita mengendarai mobil untuk membeli makanan atau bersepeda untuk bersantai, kita tetap menghadapi risiko. Faktanya, risiko ada di mana-mana.
Sebagai contoh, kecelakaan lalu lintas menyebabkan rata-rata tiga kasus kematian per jam. Namun, fakta ini tidak membuat kita berhenti bepergian dengan alat transportasi yang ada. Penemuan sabuk pengaman dan helm memungkinkan kita untuk meminimalkan risiko cedera akibat kecelakaan lalu lintas. Faktanya, helm standar mengurangi jumlah cedera kepala fatal sebesar 39,6 persen dan sabuk pengaman mengurangi risiko kematian sebesar 45 persen dan cedera serius sebesar 50 persen.
Pendekatan semacam ini disebut pengurangan dampak buruk atau harm reduction. Gagasan filosofisnya berasal dari sektor kesehatan masyarakat, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan ini digunakan di setiap aspek kehidupan. Sementara definisinya dapat bervariasi, ada tiga prinsip utama untuk mengurangi dampak buruk:
Hasil yang menjanjikan mengilhami para pemangku kepentingan di sektor kesehatan non-publik untuk mengadopsi filosofi pengurangan dampak buruk dalam menangani krisis. Saat ini, kita dapat menemukan penerapan filosofi tersebut dalam penanganan masalah lingkungan, kesehatan satwa liar , tembakau, dan pengendalian alkohol.
“Merokok membunuhmu” sudah menjadi pesan utama yang terdapat pada setiap kemasan rokok. Sehubungan dengan hal itu, apakah peringatan tersebut benar-benar efektif untuk membuat para perokok berhenti? Tidak selalu karena mereka kecanduan nikotin. Nikotin adalah zat adiktif yang dapat memicu reaksi dalam sistem penghargaan otak dengan mengintensifkan aktivitas dopamin neurotransmitter di bagian otak yang disebut nucleus accumbens, maka tidak heran jika zat ini membuat ketagihan. Dengan jumlah yang tepat, nikotin bukan merupakan zat yang berbahaya. Kita bahkan dapat menemukannya dalam tomat dan tidak ada kemasan tomat yang mengatakan “tomat membunuh mu.”
Ini selaras dengan kutipan terkenal Michael Russel, Bapak Pengurangan Dampak Buruk Tembakau (PDB tembakau) , “Orang-orang merokok untuk nikotin, tetapi mereka mati karena TAR.” Sejak 1967, ia telah mendedikasikan hasil kerjanya untuk menemukan cara yang lebih rendah risiko dalam mengonsumsi nikotin. Dia menyarankan bahwa mengendalikan rasio TAR terhadap nikotin bisa menjadi kunci untuk merokok yang lebih aman, khususnya rokok yang rendah TAR, dengan kadar nikotin sedang. Inilah alasan PDB tembakau cocok dengan prinsip pengurangan dampak buruk:

PDB Tembakau
Inisiatif Global
Sudah banyak pengguna Tobacco Harm Reduction di seluruh dunia yang merasakan manfaat nyata dari produk yang rendah risiko ini. Produk tembakau inovasi sudah membuktikan fungsinya dengan baik dalam menghantarkan nikotin tanpa harus mengandung TAR dan elemen karsinogenik lainnya.
Sangat disayangkan, ada beberapa pihak yang enggan memanfaatkan teknologi yang ada untuk memberikan pilihan kepada perokok aktif mengenai opsi produk yang rendah risiko. Di sisi lain, masih banyak ilmuan dan kelompok masyarakat yang menjunjung bukti ilmiah dan berkampanye di berbagai negara, demi masa depan yang lebih baik.
Jenis Produk Inovasi Tembakau
Sejak konsep ini pertama kali diperkenalkan pada 1970-an , sudah banyak penelitian ilmiah dilakukan untuk mengembangkan opsi yang memungkinkan untuk membantu perokok beralih ke produk yang lebih rendah risiko atau memberi mereka pilihan untuk mengonsumsi nikotin di tempat bebas asap rokok. Berikut adalah produk yang saat ini tersedia untuk pasar yang luas atau terbatas:

Rokok Elektrik/Vape [ENDS]
Rokok elektrik atau yang biasa disebut dengan vape adalah perangkat bertenaga baterai yang memanaskan e-liquid menjadi aerosol untuk inhalasi, sebagai tindakan simulasi merokok. Ini merupakan produk yang paling terkenal di kalangan masyrakat Indonesia. Vape terdiri dari baterai, vaporizer (elemen pemanas), dan reservoir untuk e-liquid. E-liquid terdiri dari nikotin dalam berbagai kadar yang berbeda (biasanya 0–3,6 persen) dan perasa yang dilarutkan dalam propilen glikol dan gliserin sayuran. Ketika pengguna menghirup atau menekan tombol, vaporizer diaktifkan dan akan menciptakan uap air untuk dihirup.

Tembakau yang dipanaskan [Heated tobacco product (HTP)/Heat-not-burn products (HNB)]
Tembakau yang dipanaskan adalah sebutan yang diciptakan oleh pelaku industri tembakau untuk mendeskripsikan produk inovasi yang berpotensi mengurangi risiko atau produk yang dimodifikasi risikonya. Produk ini mengandung tembakau tetapi tidak melibatkan proses pembakaran seperti rokok konvensional. Sebaliknya, tembakau dipanaskan ke tingkat di mana nikotin dilepaskan, dengan tingkat toksin yang lebih rendah daripada rokok yang dibakar. Sementara pemanasan akan menyebabkan beberapa reaksi kimia dalam tembakau, pembakaran dipahami menyebabkan risiko terbesar dari merokok.

SNUS
Ini adalah produk tembakau tanpa asap, mirip dengan menyirih. Seorang pengguna snus mengemas tembakau ke bibir atasnya untuk mendapatkan sensasi nikotin yang setara dengan rokok. Proses memanaskan tembakau snus di bawah titik pembakaran disebut pasteurisasi, dan itulah yang membedakan snus dari jenis produk tembakau lainnya. Snus menyuplai nikotin yang relatif tinggi dengan kadar zat berbahaya yang relatif lebih rendah.