PENELITIAN
Hingga saat ini, penelitian mengenai isu pengurangan dampak buruk (PDB) tembakau sudah banyak dilakukan di berbagai belahan dunia. Akan tetapi, pengkajian ulang terhadap penelitian-penelitian tersebut diperlukan untuk memastikan temuan-temuannya dapat berlaku di Indonesia.
Halaman ini menyediakan, penelitian, laporan-laporan dan dokumen kebijakan dari berbagai macam pemerintah di dunia dan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang PDB tembakau.
Studi yang ada dapat diunduh tanpa biaya melalui situs ini.
Pernyataan sikap RCGP terhadap rokok elektrik

Royal College of General Practitioner (RCGP) merupakan badan keanggotaan profesional untuk dokter keluarga di Inggris dan luar negri. RCGP memaparkan bahwa merokok dapat mengekspos pengguna terhadap 5000 bahan kimia, banyak diantaranya beracun dan lebih dari 70 diantaranya dapat menyebabkan kanker. Dalam hal ini, penggunaan rokok elektrik dapat mengurangi kadar toksikan dalam tubuh dan membantu berhenti merokok sepenuhnya. Untuk itu, RCGP merekomendasikan dokter untuk menganjurkan pasien yang ingin berhenti merokok untuk menggunakan rokok elektrik dan bantuan intervensi perilaku.
Ingin baca laporan selengkapnya? Klik tautan di bawah
Rokok Elektrik dan Upaya Berhenti Merokok

Riset ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan rokok elektrik dengan upaya mengurangi atau berhenti merokok serta efikasi rokok elektrik dengan dan tanpa nikotin.
Hasilnya, penggunaan rokok elektrik membantu berhenti merokok. Selain itu rokok elektrik dengan nikotin dilansir lebih efektif daripada rokok elektrik yang tidak mengandung nikotin.
Ingin baca laporan selengkapnya? Klik tautan di bawah
Melegalkan Vape di Australia

Walaupun harga rokok sudah tinggi, banyak masyarakat Australia yang tidak bisa berhenti merokok. Vape atau rokok elektirk, dengan cara penggunaan yang mirip rokok dapat menjadi alternatif yang rendah risiko.
Akan tetapi, sampai saat ini, pemerintah Australia memberlakukan rokok elektrik sebagai produk terapi. Maka dari itu, The McKell Institute, sebuah institusi riset kebijakan, merekomendasikan pemerintah Australia untuk memperlakukan produk ini sebagai barang konsumsi. Menurut The McKell Institute, pemerintah sebaiknya memaksimalkan kebijakan terkait vape untuk menguntungkan perokok dewasa yang Sebagian besar datang dari kelompok rentan. Selain itu, kebijakan sebaiknya berbanding lurus dengan risiko Kesehatan.
Ingin baca laporan selengkapnya? Klik tautan di bawah
Tinjauan bukti Rokok Elektrik dan HTP pada 2018

Laporan Public Health England yang dijadikan basis kebijakan terkait rokok elektrik (vape) dan HTP ini membahas produk tersebut dari berbagai sisi. Mulai dari risiko kesehatan hingga penggunaan pada anak muda.
Risiko Kesehatan rokok elektrik hanya 0.5 persen dari risiko kesehatan yang disebabkan oleh rokok. Selain itu, belum ditemukan risiko Kesehatan bagi para vapers pasif. Sedangkan untuk uap HTP, walaupun hasil riset masih beragam, risiko kesehatan dari bagi orang sekitar juga lebih rendah jika dibandingkan dengan asap rokok.
Lebih lanjut, belum ditemukan hubungan sebab akibat antara penggunaan vape pada dengan inisiasi penggunaan rokok.
Baca laporan selengkapnya melalui tautan di bawah
Tinjauan Pustaka Sistematis Potensi Produk HPTL sebagai Alternatif dalam Pengurangan Dampak Buruk Tembakau

Riset yang dirilis pada Februari 2021ini merupakan salah satu penelitian pertama tentang HPTL yang dilakukan oleh peneliti Indonesia. Dalam riset ini, tim peneliti dari Departemen Farmasi Universitas Brawijaya mengonfirmasi bahwa produk HPTL memiliki potensi untuk membantu mengurangi dampak buruk tembakau (PDB).
Peneliti mengumpulkan 34 artikel riset mengenai HPTL baik itu dalam bentuk rokok elektrik, Tembakau yang Dipanaskan (HTP) hingga Nicotine Replacement Therapy (NRT). Dari 34 artikel tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa produk HPTL memiliki paparan senyawa kimia dan dampak negatif pada jantung dan nadi yang lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Selain itu, penggunaan HPTL juga membantu mengurangi jumlah rokok harian pengguna.
Kamu bisa klik tautan di bawah untuk mengunduh hasil risetnya.
Memperkirakan Bahaya Produk yang Mengandung Nikotin Menggunakan Pendekatan MCDA

Tim peneliti International Scientific Committee on Drugs dari berbagai disiplin (farmakologi hewan dan perilaku, toksikologi, obat-obatan, psikiatri, kebijakan dan hukum) mengukur bahaya produk tembakau. Bahaya yang diukur tidak hanya yang berdampak pada pengguna, tetapi juga yang memengaruhi orang dan lingkungan sekitar. Dalam riset ini dipaparkan rokok merupakan produk nikotin yang memiliki tingkat bahaya paling tinggi (skor 100) sedangkan produk nikotin elektrik, snus, produk nikotin oral, dan terapi pengganti nikotin memiliki tingkat bahaya yang jauh lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa semaikon murni nikotin dalam suatu produk, semakin rendah tingkat bahaya nya.
Riset dapat di akses di tautan berikut