Lelaki asal Solo ini tidak pernah membayangkan bahwa pertemuannya dengan beberapa pengguna vape merek Therion di grup Facebook menjadi titik balik dalam kehidupannya. Kini, Therion DNA Indonesia menjelma menjadi salah satu komunitas vapers terbesar di Indonesia

Empat tahun telah berlalu semenjak Therion DNA Indonesia berdiri dan berkembang menjadi salah satu komunitas vapers terdepan. Ini terbukti dengan menjamurnya cabang Therion DNA yang mencapai 46 chapter di seluruh Indonesia.

Keberhasilan mempersatukan para pengguna vape dalam sebuah naungan kekeluargaan tidak dapat dilepaskan dari sosok Yudi Chank dan beberapa founder lainnya, salah satunya adalah Abah. Pria yang akrab disapa dengan sebutan Chank tersebut mulai menggunakan vape pada 2015. Awalnya, ia belum terlalu mengerti pengoperasian dari perangkat vape. Ia mengandalkan video-video tutorial di YouTube untuk belajar mengenai penggunaan vape. Hingga pada suatu hari, vape yang baru ia beli rusak dalam hanya dalam hitungan jam karena salah pengaturan. 

Berangkat dari kejadian itu, Chank berpikir akan baik sekali jika para pengguna vape bisa berkumpul dan bertukar pikiran dalam mendalami penggunaan alat baru tersebut. Dengan adanya wadah tersebut, pengalaman pahit sebagai pemula tentu bisa dihindari.

Beberapa kenalan dari sebuah grup Facebook menjadi para saksi hidup yang membidani lahirnya Therion DNA Indonesia pada 26 Januari 2016, dan sisanya—seperti kata orang—merupakan sejarah.

Sistem Pendukung

Chank mengakui bahwa salah satu kunci pesatnya perkembangan Therion DNA Indonesia adalah adanya budaya saling mendukung satu sama lain. “Sebenarnya komunitas ini adalah support system. Saling dukung antar-chapter adalah hal yang bisa membuat komunitas ini bisa bertahan hingga sekarang,” kata Chank saat ditemui di kantornya, Rabu (02/09). 

Dalam kelompok mereka, budaya saling dukung termanifestasi dalam dimensi yang berbeda beda, mulai dari antar-chapter hingga antar individu. Salah satu buktinya adalah solidaritas penggalangan dana. Jika terjadi bencana di salah satu daerah yang terdapat chapter Therion, maka chapter lain akan saling bahu membahu untuk melakukan penggalangan dana untuk membantu rekan-rekan yang terkena musibah. 

Di skala yang lebih kecil, yaitu individu, komunitas ini sudah banyak membantu anggotanya untuk mendapatkan manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya. Tidak sedikit dari anggota komunitas yang mendapatkan pekerjaan dari rekan satu komunitas. Bahkan, mendapatkan manfaat dengan menjadi anggota Therion DNA Indonesia adalah hal yang selalu ditekankan oleh Chank.

“Kalo hanya nongkrong dan tidak ada manfaatnya, lebih baik di rumah saja. Saya sebagai pemimpin merasa bertanggung jawab untuk membawa value ke dalam komunitas, yaitu dengan memberikan manfaat kepada setiap anggota dalam bentuk apa pun,” tegas Chank. 

Dengan pemikiran seperti itu, tidak heran jika Therion DNA Indonesia kini menjelma menjadi komunitas yang berbasis kekeluargaan.

Dampak Vaping

Chank mengakui dirinya merupakan perokok berat, bahkan dia sudah mengenal rokok sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ketika aktif merokok, dia dapat menghabiskan sebanyak dua bungkus sehari. Kebiasaan tersebut berlangsung hingga suatu hari seorang rekan memperkenalkan vape.

Chank masih ingat betul peristiwa tersebut terjadi pada 2015 ketika ia menjadi karyawan di salah satu hotel di Bali. Bekerja di daerah pariwisata merupakan sebuah keuntungan sendiri baginya, apalagi di Bali yang memiliki banyak warga negara asing. Uniknya, vape pertama yang ia coba merupakan pemberian salah satu turis mancanegara. 

Sejak saat itu, Chank mulai tertarik dengan vape dan mencoba berbagai macam produk, hingga akhirnya ia bertemu dengan Therion, merek asal Tiongkok yang memiliki nama asli Lost Vape. 

Perlu waktu sekitar satu setengah tahun bagi Chank untuk beradaptasi penuh dengan vape. Menurutnya, vape merupakan alternatif yang sudah berhasil membuatnya berpaling dari kebiasaan merokok. 

Niat yang sama ternyata turut diusung oleh para anggota Therion DNA Indonesia. Mereka juga menjadikan vape sebagai medium untuk berhenti merokok. Bahkan, beberapa anggotanya sudah berhasil mencapai tujuan (goal)yaitu berhenti total dari merokok dan vaping

Dari dimensi ekonomi, Chank mendeskripsikan vape sebagai industri kreatif. Menurutnya, vape dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat beragam, seperti vape model, produsen cairan nikotin (liquid), kawat, coil, hingga repaint vape. Chank tak bisa membayangkan bagaimana nasib mereka yang bekerja dari vape, jika suatu saat industri ini dilarang. 

Menyadari potensi dari industri vape, Chank bersama Therion DNA Indonesia bertekad untuk selalu melakukan edukasi kepada masyarakat akan manfaat dan potensi yang dimiliki vape, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Harapannya, informasi yang menyesatkan mengenai vape dapat menghilang secara perlahan.

Waspada Pandemi

Pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung mengancam kesehatan siapa pun, tak terkecuali komunitas vapers. Sebagai ketua komunitas, Chank merespons situasi darurat ini dengan kewaspadaan tinggi. Salah satunya adalah dengan melarang kegiatan pertemuan (gathering) yang biasanya dilakukan setiap bulan. 

Sebelum pandemi, Therion DNA Indonesia rutin mengadakan gathering dari kota ke kota. Kegiatan tersebut harus ditunda sementara waktu demi kebaikan bersama. Namun, Chank juga mempertimbangkan kondisi di sebagian daerah. Menurutnya, daerah dengan zona hijau diperbolehkan untuk mengadakan pertemuan. Sebaliknya, jika suatu daerah tergolong zona merah, maka perkumpulan apa pun tidak diperbolehkan. 

Selain itu, Chank juga menghimbau setiap anggota komunitas untuk mengubah kebiasaan vaping mereka, misalnya kecenderungan untuk saling bertukar perangkat dan cairan nikotin. Baginya, seluruh anggota harus mengurangi kontak tubuh antarsesama ketika pandemi demi keselamatan bersama.