Produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), seperti, produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, snus, dan kantong nikotin, yang diproduksi secara legal dan sesuai dengan standar dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi potensi risiko yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok. Hal ini telah diterapkan oleh sejumlah negara maju, salah satunya Inggris, yang telah berhasil mendorong perokok dewasa yang masih ingin terus merokok untuk beralih ke produk HPTL dan akhirnya berhenti dari kebiasaanya.

Director of Policy, Action on Smoking and Health (ASH), Hazel Cheeseman, dalam sebuah dokumenter berjudul Vaping Demystified mengatakan Inggris telah membuktikan bahwa pemanfaatan nikotin melalui berbagai produk HPTL dapat memberikan dampak yang positif dalam menekan bahaya dan epidemi rokok.

Selain itu, Amir Khan dari National Health Service Bradford Inggris menyatakan bahwa asap yang dihasilkan oleh pembakaran rokok mengandung sekitar 6.000 senyawa kimia berbahaya. Sedangkan, Liam Humberstone dari Independent British Vape Trade Association, menyatakan produk HPTL yang diproduksi secara legal dan sesuai standar memiliki senyawa kimia berbahaya yang jauh lebih rendah daripada rokok.

Kendati produk HPTL tidak sepenuhnya bebas risiko, namun risiko dari produk-produk tersebut jauh lebih rendah daripada rokok. “Semua komposisi yang terdapat pada produk HPTL telah melalui skrining untuk dipastikan layak digunakan oleh penggunanya. Jadi, nikotin yang ada di produk tersebut memang layak untuk dikonsumsi oleh penggunanya,” jelas Laim, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/4/2021).

Hal penting lainnya untuk memaksimalkan potensi dari produk HPTL serta mengantisipasi potensi negatif yang dapat terjadi dengan memastikan bahwa produk tersebut tepat sasaran, yakni ditujukan sebagai alat bantu untuk perokok dewasa untuk beralih dari rokok ke produk tembakau yang memiliki risiko lebih rendah daripada rokok. Dengan demikian, proses pengenalan dan sosialisasi dari produk HPTL kepada masyarakat luas harus disertai dengan strategi distribusi yang tepat.

“Kita harus dapat menyeimbangkan potensi risiko yang dapat ditimbulkan oleh produk HPTL, seperti membuat produk tersebut tidak menarik dan tidak dapat dijangkau oleh anak-anak di bawah umur 18 tahun. Lalu, di saat yang bersamaan kita juga harus membuat produk ini menarik dan dapat diakses oleh para perokok dewasa,” terang Peneliti Senior dari University College London, Sharon Cox, dalam video dokumenter tersebut.

Menanggapi video dokumenter tersebut, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Ariyo Bimmo, mendukung pemanfaatan berbagai produk HPTL sebagai solusi alternatif untuk mengurangi risiko yang diakibatkan oleh konsumsi rokok di Indonesia.

Oleh karena itu, Bimmo menjelaskan bahwa kehadiran produk HPTL, termasuk produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, perlu mendapatkan pengawalan dalam bentuk regulasi khusus yang terpisah dari rokok. Regulasi tersebut diharapkan dapat dirumuskan berdasarkan hasil kajian ilmiah yang komprehensif, sehingga regulasi yang diterbitkan dapat berdasarkan fakta, bukan asumsi.

“Regulasi tersebut bertujuan agar perokok dewasa yang ingin beralih ke produk HPTL dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi yang akurat mengenai produk tersebut. Sehingga, mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup,” jelasnya.

Bimmo menilai pemerintah dapat mempelajari kebijakan Pemerintah Inggris yang telah secara efektif menerapkan penggunaan produk HPTL untuk mengatasi masalah rokok di negaranya. “Hadirnya regulasi khusus untuk produk HPTL dapat membantu peralihan perokok dewasa ke produk tembakau yang lebih rendah risikonya dalam skala besar. Jadi, pada akhirnya jumlah perokok dewasa semakin berkurang dan kesehatan masyarakat juga dapat meningkat ke arah yang lebih baik,” tutupnya.

Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read336383/produk-hptl-legal-dan-terstandar-bantu-atasi-masalah-rokok?page=2