Kampung Utan, Tangerang Selatan menjadi salah satu tempat asyik untuk berbincang akrab bersama komunitas, atau sekadar duduk-duduk santai berdiskusi bersama vaporista tentang produk yang dirasa cocok. Tempat itu adalah Sixartvape, tempat yang juga kerap kali menjadi rumah bagi Smoant Community Indonesia. 

Sore itu di tengah derasnya hujan di Tangerang Selatan, Inovasi Tembakau berkesempatan untuk mengunjungi Sixartvape dan berbagi cerita-cerita menarik. Mulai dari awal mula berdirinya, harapan terhadap industri vape, hingga cerita unik yang mungkin akan selalu menjadi bagian dari ingatan dibagikan oleh Maulana, Founder dari Sixartvape.

Ingin membantu berhenti merokok

Akhir tahun 2016, vape sedang booming-booming nya. Di dalam komunitas Facebook JBVJS, anggota yang berasal dari Bintaro ingin membuat grup yang lebih khusus untuk mereka yang berasal dari Bintaro. Lalu, terbentuklah BVS (Bintaro Vapor Squad).

Waktu itu, struktur organisasi belum terlalu matang karena masih perlu dibentuk lebih lanjut. Akhirnya, ada sebuah inisiatif untuk mematangkan struktur organisasi. Kumpul rutin pun diadakan untuk sharing dan membicarakan arah organisasi ke depannya.

Semakin sering anggota komunitas berkumpul dan sharing, mereka menemukan sebuah masalah bersama. Ternyata, pada waktu itu belum ada toko vape di sekitar mereka. Mereka harus pergi jauh atau memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan barang-barang yang berkaitan dengan vape, seperti liquid dan device.

Sixartvape kemudian lahir atas inisiasi enam orang, yang pada akhirnya menjadi esensi dari nama toko vape itu sendiri. Dengan visi untuk membantu perokok yang ingin beralih, Sixartvape juga hadir sebagai solusi untuk komunitas. Bahwa mereka tidak perlu lagi pergi jauh-jauh untuk mendapatkan vape.

“Dulu toko Vape itu jarang, kita kalau belanja jauh-jauh nih ke Cikini sampai Mampang. Akhirnya, kita setuju buat bikin toko vape kecil kecil untuk bantu anak-anak biar nggak perlu beli Vape jauh-jauh,” cerita Maulana.

Sixartvape juga memiliki tujuan unik, yaitu untuk membantu orang-orang yang ingin berhenti merokok. Mengutip dari sumber-sumber penelitian yang ia pelajari, vape 95 memiliki risiko yang lebih rendah sebesar 95 persen dari rokok. Sayangnya, masih sering terjadi salah paham akibat kesalahan penggunaan, seperti malas merawat device atau menggunakan liquid yang tidak bercukai.

Maulana yakin, jika tujuannya baik untuk membantu orang-orang, maka hasilnya akan baik pula. “Saya yakin, Allah sudah mengatur rezeki. Selama tujuannya itu baik, maka tidak masalah kalaupun ada rintangan. Mati satu tumbuh seribu,” pungkasnya.

Warna-warni perjalanan

Menurut Maulana, setidaknya ada dua hal yang menjadi tantangan signifikan bagi Sixartvape, yaitu masa transisi cukai dan pandemi. Kilas balik pada masa transisi cukai, Maulana harus memastikan bahwa liquid terjual habis sebelum batas waktunya. Ia hanya memiliki waktu yang sedikit dan perlu menjual barang tersebut dalam waktu yang singkat. Pada akhirnya, dia perlu mengeluarkan budget lebih untuk memaksimalkan strategi marketingnya. Tantangan selanjutnya muncul kala pandemi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Tidak jarang, ada teman-teman yang tidak melanjutkan vaping dan memutuskan kembali ke kebiasaan merokok.

Menyikapi hal tersebut, Sixartvape memilih untuk lebih fokus pada kebutuhan konsumen. Oleh karenanya, relasi dengan konsumen dan kerja sama komunitas menjadi hal yang sangat penting.

Ada beberapa strategi yang dilakukan oleh Sixartvape untuk menghadapi pandemi, yaitu dengan berusaha lebih dekat dengan pelanggan, aktif di sosial media, bekerjasama dengan komunitas, dan berusaha meningkatkan cash flow.

“Kalo secara usaha, kita berusaha lebih dekat dengan customer dan aktif di sosial media. Kita ingin berusaha melengkapi stok barang agar konsumen tetap memiliki pilihan yang beragam,” ucap Maulana.

Cerita unik dari pelanggan

Selama berkecimpung dalam industri vape, pertemuan dengan banyak karakter dari orang-orang sudah tentu menjadi hal yang tak terelakkan. Anak-anak, misalnya, beberapa kali ia kedatangan “calon pembeli” yang ternyata masih di bawah umur. Dalam hal ini, Maulana sangat menentang keras hal tersebut. Karenanya jika ada anak dibawah umur datang, dia biasa memberikan edukasi tentang vape dengan menegaskan aturan konsumsinya.

Maulana juga terkesan dengan beberapa pelanggan yang memberikannya banyak pengetahuan dan hal-hal baru seputar vape. Tidak jarang, informasi tersebut datang dari berbagai aspek yang sebelumnya tidak ia tahu. Hal itu membuat Sixartvape belajar lebih banyak seputar industri ini.

Teruntuk industri vape, pemerintah, dan vapers

Industri vape saat ini sudah lebih berkembang dari sebelumnya. Kepercayaan masyarakat terhadap vape juga meningkat. Berangkat dari sana, Maulana berharap agar para pelaku industri vape tetap menjaga industri yang sedang berkembang ini sekaligus mengingat kembali tujuan utama mengembangkan industri, yaitu membantu orang-orang yang ingin berhenti merokok.

“Untuk toko-toko vape, ayo kita jaga industri ini. Industri kita sudah besar, sudah bagus. Dijaga kelestariannya, jangan dirusak. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?” pungkas Maulana menuturkan harapannya.

Bagi Maulana, pemerintah sudah melakukan yang terbaik, misalnya melalui cukai. Ia berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan usaha-usaha menengah, dengan memudahkan proses perizinan usahanya.

Terakhir, pesan untuk para vapers, Maulana menyarankan untuk menggunakan nikotin yang sesuai dan cukup bagi kebutuhan. Semakin berjalannya waktu, disarankan untuk terus menurunkan kadar nikotin agar bisa benar-benar lepas dari rokok dan vape.