Berawal dari geng tongkrongan, kini Mojang Vapers menjadi satu-satunya komunitas perempuan vapers yang diyakini paling aktif di kalangan dunia vape Indonesia. 

Kisah unik begitu banyak tertuang mulai dari penamaan komunitas hingga acara-acara besar dari Mojang Vapers sendiri. Obrolan yang sangat berwarna membuat wajah spontan tersenyum ketika mendengar dari perjalanan dan kegiatan Mojang Vapers dari lisan Teh Indri, salah satu Ketua Mojang Vapers.

Dua tahun berlalu sejak pertama kali komunitas ini dibentuk, Mojang Vapers sudah memiliki berbagai program yang tak berkutat pada dunia vape saja. Melainkan sisi kemanusiaan merupakan hal utama yang diterapkan kepada seluruh anggotanya. Hal ini jugalah yang mempererat anggota komunitas selain kepedulian tinggi dan rasa kekeluargaan. 

Pemberdayaan dan Peduli Sesama

Tepatnya 2018, Mojang Vapers berdiri dengan 8 founder yang datang bersamaan ke satu demi satu acara Vape. Hingga tercetus keinginan membuat komunitas dari perkumpulan wanita vapers. Namun, di luar dugaan antusiasme orang mulai menumbuhkan anggota dari komunitas. Saat ini, terhitung member aktif sudah mencapai sekitar 60-an orang. Aktif, silaturahmi, dan saling dukung lebih menjadi prioritas Mojang Vapers daripada jumlah anggota. Tak heran jika Mojang Vapers dianggap komunitas vapers paling aktif di Indonesia.

Tepat satu tahun, Mojang Vapers kembali mengadakan acara yang disebut Milangkala (Ulang Tahun). Momen acara pertama itu semakin menambah ketertarikan masyarakat terutama brand-brand lokal mulai melirik Mojang Vapers. Alasan itu pula yang membuat komunitas ini bukan lagi sekadar tongkrongan tetapi sudah menjurus ke komunitas serius, serta terbentuk kepengurusan. 

Memasuki tahun kedua. Salah satu hal yang ditekankan pada Milangkala yang kedua, yaitu peluncuran jingle. Selain itu, Mojang Vapers juga mengadakan kegiatan-kegiatan baru yang mencanangkan pemberdayaan pada anggota-anggotanya. Seperti Wirausaha Mojang Mandiri, kegiatan dari anggota-anggota Mojang yang memiliki usaha. Di sini perannya, Mojang memberikan bantuan untuk memperlancar rintisan usaha masing-masing anggotanya, seperti mempromosikan di media sosial dan memberikan informasi ketika terdapat acara bazar. Namun, situasi pandemi saat ini memberi dampak terhadap tidak adanya pengadaan acara bazar, maka hanya media sosial menjadi alternatifnya. 

Kini, fokus Mojang Vapers juga ke kegiatan Mojang talent group, dimana Mojang memiliki anggota yang memiliki potensi-potensi tersendiri. “Ada singer, vocal group, modern dance, jaipong, beatbox, kalau ada event-event juga kita terbuka, ada manajernya dan kalau booking juga bisa karena band-nya juga sering manggung. Kita juga bisa berkontribusi untuk kas Mojang. Tapi, kita lebih ke mensejahterakan orang deh, pokoknya” ujar Indri. Selain itu, Mojang juga ingin membuat film pendek secara sederhana. 

Memastikan silaturahmi, Mojang Vapers rutinitas mengadakan Vapemeet yang tiap dua bulan sekali dengan tema berbeda-beda. Salah satunya adalah pengembangan kepribadian guna bisa berdamai dengan diri sendiri. Caranya dengan menulis di secarik kertas tanpa memberikan nama dan dibacakan oleh anggota yang berada di divisi acara, berujung pada saling memberikan dukungan satu sama lain. 

Tak hentinya, Mojang Vapers selalu memiliki rencana agenda yang tak luput dari pemberdayaan potensi anggotanya. Photo hunt misalnya, acara dengan unsur charity ini adalah agenda pra-event  perayaan Milangkala kedua. Dengan melihat kembali potensi anggotanya, seperti berpengalaman di bidang makeup artist. Hingga kolaborasi dengan photografer dan mendapat sponsor dari salah satu wardrobe di Bandung. 

“Semua harus sama-sama saling support dan kita sama-sama kembangkan potensi kita itu apa. Kita harus bisa melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri, orang lain dan mudah-mudahan nanti jangkauannya lebih luas.” tambahnya

Melawan Stigma Negatif 

Bermula dari seorang perokok, Indri yang kini beralih ke Vape juga pasti tak terlepas dari adanya persepsi negatif terkait dirinya. Namun, Indri lebih memilih untuk menanggapi pemikiran negatif tentang dirinya dengan menekankan jawaban yang smart dan elegan. “Nah, kalau misalnya tadi soal stigma buruk dan lain-lain. Kita nanggepin ya kayak gini, apa kita mau baper? Apa kita mau masukin ke hati? itu pilihan kita, ya. Jadi jawabnya harus smart dan elegan” ujar Indri

Serupa dengan hal itu, ketika diterpa isu berita terkait vape, Mojang Vapers selalu menanggapi dengan attitude dan menekankan satu sama lain untuk tidak terpancing, serta tidak mengunggah status di media sosial. 

Indri pun percaya bahwa dirinya maupun komunitas Mojang sendiri memiliki attitude yang perlu dijaga. Seperti halnya, mengetahui cara untuk tidak mengganggu orang, terutama ketika ada bayi atau balita. Hal tersebut juga menjadi fokus Indri sebagai seorang Ibu yang memiliki anak usia 5 tahun. Akan tetapi, Indri bersama suami selalu memberikan pengertian dengan apa adanya kepada anak, tanpa niatan berbohong. “Aku selalu kasih pengertian kepada anak, jadi merasa bahwa mereka sudah benar-benar dewasa, dikasih tahunya baik-baik, ini tidak boleh nak, efeknya seperti ini, nikotin begini’ ujar Indri

Cara itu dinilai tepat, walaupun tak mudah rasanya memberitahu atau mengajari anak 5 tahun yang tinggi rasa ingin tahu. “Kadang kita mikir ya anak-anak tahu apa sih, tergantung dari orang tua sih, kadang ada anak yang langsung mengerti, ada juga yang tidak mengerti langsung, yasudah kita ulang-ulang. Percaya sama anak jadi harus ngerti” tambahnya

Impian yang Membalut

Bagi Mojang Vapers membantu orang yang ingin berhenti merokok, bukan lagi hal yang perlu tertuang di visi misi komunitas. Sebab, upaya tersebut selalu berada di benak anggotanya. Selain itu, Mojang Vapers juga selalu mendampingi bagi mereka yang ingin mencoba beralih ke dunia vape. 

Kegiatan yang begitu beragam, jelas memiliki makna untuk Mojang Vapers menarik minat orang lain. Indri percaya bahwa totalitas yang maksimal dilakukan untuk semua kegiatan berujung sebuah karya tersebut, bisa mendapat umpan balik positif dari masyarakat. 

Selain itu, Mojang Vapers memiliki cita-cita yang tak hanya berpaku pada membantu perokok beralih, melainkan semua orang yang membutuhkan, yaitu mendirikan yayasan. Agar menunjang cita-cita itu, Mojang Vapers berkeinginan untuk memulai dari program pojok literasi berupa ruang belajar bagi anak-anak yang tidak sekolah. Di sisi lain, tak lupa Mojang pun terus mencoba untuk membantu brand-brand lokal di Bandung maupun di seluruh Indonesia, tanpa terikat dengan salah satu brand. 
“Itu harapan kita, yang penting kita charity-nya nggak lupa karena si Mojang punya cita-cita bakal bikin Yayasan, minimal pojok literasi dulu deh untuk anak yang tidak sekolah. Jadi, kita bukan lagi di dunia vape terus, kita pengen yang lebih luas lagi, bagaimana kita bisa bantu bukan hanya perokok, tetapi semua orang yang membutuhkan”