Roy Lefrans mungkin tidak menyangka jika ia akan menjadi salah satu aktor penting di industri vape Indonesia, karena pada awalnya ia memiliki kesan negatif dengan vape. Mulanya, pria yang akrab dengan sapaan Roy mulai melihat vape pada 2013. Roy tidak mengerti apapun tentang vape, sehingga Ia memiliki banyak asumsi-asumsi negatif tentang bahaya dari vape

Perlahan tapi pasti

Sebagai seorang perokok, Roy menyadari bahwa upaya berhenti merokok tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kala itu, berbagai metode untuk menghilangkan kebiasaan merokok sudah tersedia. Namun menurut Roy, metode yang sudah ada masih kurang efektif. Bagi Roy, kebiasaan menghisap yang ada pada rokok merupakan tantangan utama bagi para perokok. 

Perlahan-lahan ia mulai mempelajari vape atau termasuk dalam salah satu hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL)  dan pada akhirnya paham bahwa produk tersebut adalah sarana yang tepat untuk membantu perokok menghilangkan kebiasaannya. HPTL dapat menghadirkan apa yang ada pada rokok, namun dengan risiko kesehatan yang lebih rendah. Keyakinannya dengan vape berangsur-angsur meningkat setelah banyak dari kerabatnya berhasil berhenti merokok menggunakan vape. Selain itu, dari sisi kesehatan Roy merasakan adanya perbaikan dalam proses pernafasan. 

Hadir untuk melengkapi

Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia atau terkenal dengan APPNINDO resmi berdiri pada 9 Februari 2020 untuk melengkapi upaya asosiasi lainnya.

Tujuan utama dari pendirian APPNINDO adalah memperjuangkan regulasi untuk produk HPTL khususnya vape dan memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai vape sebagai alternatif yang lebih rendah risiko untuk perokok. Fokus APPNINDO terhadap produk selain kemasan botol dan sistem terbuka adalah yang menjadi pembeda dengan asosiasi lainnya. Sehingga, anggota APPNINDO adalah produsen kartrid, Heat-Not-Burn, pouch, dan HPTL selain kemasan botol dan sistem terbuka . 

Walaupun memiliki fokus yang lebih niche, APPNINDO bersama asosiasi lainnya tetap memiliki peran yang sama, yaitu memperjuangkan terbentuknya regulasi yang komprehensif demi kepastian usaha, kebijakan cukai yang berimbang untuk memberikan ruang gerak dan mendorong penelitian sekaligus argument yang berbasis ilmiah.

Edukasi sebagai instrumen utama

Salah satu fokus dari APPNINDO adalah memberikan edukasi ke masyarakat tentang manfaat yang ada pada vape. Banyaknya stigma negatif merupakan bukti bahwa kesadaran masyarakat tentang manfaat vape masih minim. Merespons terhadap fakta tersebut, APPNINDO berkomitmen untuk menyebarluaskan pendekatan pengurangan risiko, yang mana vape merupakan salah satunya. 

Vape itu bukan alien. Konsep “pengurangan risiko” sebenarnya sudah ada sebelumnya. Helm adalah contohnya. Tapi kenapa masih banyak yang mengaggap  vape sebagai sesuatu yang asing?” Ujar Roy. 

Maka dari itu, dalam jangka waktu 3–5 tahun ke depan, APPNINDO berencana untuk menggandeng berbagai macam industri yang menerapkan pendekatan pengurangan risiko termasuk helm. Jadi, asosiasi ini akan mengadakan kampanye “pengurangan risiko” secara lebih menyeluruh dan melibatkan industri lain di luar sektor tembakau. 

Deklarasi sebagai komitmen 

Penyalahgunaan produk HPTL seringkai menjadi boomerang bagi para pengusaha. Pasalnya, para pelaku industri sudah berupaya sedemikian rupa untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen. Namun kerap kali oknum menjadi menjadi penyebab yang membuat produk tersebut terlihat negatif.

“Kita sudah berusaha sebaik mungkin, tapi ya namanya oknum pasti ada,” ujar Roy. 

Salah satu komitmen dari para pengusaha adalah dengan melakukan deklarasi kode etik pada akhir tahun 2019. Roy berpendapat bahwa deklarasi itu adalah upaya kongkret dari para pengusaha dalam mencegah penyalahgunaan dan penggunaan vape di bawah umur. 

Tentu, pengusaha memiliki tujuan untuk meyakinkan Pemerintah bahwa industri HPTL layak di Indonesia.

“Menurut saya, regulasi yang ideal harus memiliki spirit untuk membimbing para pelaku industri, mengingat industri vape juga banyak berasal dari UMKM. Selain itu, regulasi dari pemerintah yang bersifat membimbing harus berjalan selama 5 tahun, jadi memberikan waktu kepada industri untuk berkembang,” ungkap Roy. 

Pesan kepada vapers dan Pemerintah

Saat wawancara, Roy juga berpesan kepada vaper untuk selalu menjaga nama baik produk tersebut. Ini menjadi penting karena perjuangan para pengusaha, asosiasi, dan komunitas sudah cukup berat dalam mendapatkan pengakuan dari pembuat kebijakan, walaupun Pemerintah baru memberikan pengakuan dari aspek cukai. 

Sebagai tambahan, Roy menyampaikan bahwa sebenarnya vape merupakan industri kreatif. Menurutnya, berbagai macam lapangan kerja bermunculan dari sektor ini, termasuk pembuat kawat, kapas untuk vape, penjaga toko, EO, dan fotografer untuk vapers model. Untuk itu, ia berpesan kepada pembuat kebijakan untuk menciptakan iklim regulasi yang sifatnya membimbing para pengusaha untuk berkembang, bukan yang justru membebani mereka