Dimulai dengan stigma negatif terhadap vape, siapa yang menyangka jika sekarang Mas Ibnu menjadikan sektor ini sebagai salah satu mata pencahariannya. 

Segalanya bermula pada 2015 di mana Mas Ibnu, pendiri Goest Indonesia, melihat rekan-rekannya menggunakan produk nikotin alternatif ini di kafe-kafe tempat mereka biasa nongkrong. Stigma negatif memenuhi benak Mas Ibnu kala itu. Ia berpikir bahwa penggunaan produk vape bukan merupakan hal yang mudah, tetapi memerlukan pengetahuan lebih lanjut. 

Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan Mas Ibnu mulai mengenal vape lebih dalam. Puncaknya pada 2017, dirinya memutuskan untuk mencoba menggunakan vape. Semua memang tidak terjadi secara instan. Proses peralihan dari rokok ke vape memang memakan waktu yang cukup lama. 

“Iya, jadi saya dulu ngga langsung berhenti, tapi hibrid dulu. Kadang masih merokok, kadang ngevape,” ujar Mas Ibnu. 

Selain itu, menurutnya, peran komunitas sangat signifikan dalam prosesnya mengenal produk alternatif tembakau ini. Dari komunitas vapers, Mas Ibnu banyak belajar tentang cara penggunaan vape, yang menurutnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain berfungsi sebagai wadah bagi para vapers, menurut Mas Ibnu, komunitas merupakan corong edukasi mengenai vape kepada pengguna dan non-pengguna. 

Menjadi vapers

Sudah menjadi perokok selama lebih dari sepuluh tahun membuat Mas Ibnu mengalami kesulitan untuk berhenti dari kebiasaan yang sudah melekat cukup lama. Sudah banyak cara dicoba, bahkan sudah sempat berhasil berhenti. Namun, keberhasilan itu tidak bertahan lama. 

Perkenalan Mas Ibnu dengan produk vape membawa harapan baru. Setelah mendapat penjelasan mengenai penggunaan dan perawatan produk vape dari teman-teman komunitas, Mas Ibnu berpikir bahwa vape dapat menjadi alat bantu yang tepat untuk mengurangi kebiasaan merokok. 

“Berhenti merokok kalo ga diganti dengan aktivitas yang serupa jadinya agak susah, kadang kita kalo nongkrong, bingung mau ngapain kalo misalnya ga ada rokok. Jadi perlu ada alternatif yang serupa,” ujar Mas Ibnu. 

Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Mas Ibnu mulai menemui titik keberhasilan dalam upayanya untuk mengurangi frekuensi merokok. Vape dapat menjadi alternatif yang baik karena memiliki kebiasaan yang sama dengan merokok. 

Selain itu, vape juga berdampak pada banyak aspek dalam kehidupan Mas Ibnu, terutama dalam aspek kesehatan dan juga gaya hidup. Semenjak menjadi vapers, salah satu perbedaan yang ia alami dan paling mencolok adalah hilangnya bau mulut yang disebabkan oleh merokok. Karena vape menggunakan liquid dengan berbagai macam rasa dan tidak melalui proses pembakaran, maka tidak menimbulkan bau di mulut. 

Aspek lainnya adalah bertambahnya nafsu makan. Menurut Mas Ibnu, selera makannya bertambah setelah menjadi vapers dan yang lebih menarik, menjadi vapers membuatnya lebih sering untuk meminum air putih. 

“Jadi saya lebih sering minum air putih, karena liquid dari vape sendiri kan udah ada manis-manisnya, jadinya saya ga kepingin lagi minum yang manis-manis.” 

Berdirinya Goest Indonesia

Ide dari berdirinya Goest Indonesia, sebagai brand yang menjual produk pembersih vape muncul dari keresahan yang dialami Mas Ibnu dalam perjalanannya menjadi vapers. Semua itu bermula ketika Mas Ibnu sering melihat vapers yang “melulu” mencari air di kafe-kafe untuk membersihkan sisa liquid sebelum diganti dengan liquid yang baru. 

Padahal, jika vape hanya dibersihkan dengan menggunakan air, bau yang ada tidak mudah untuk hilang.  Hasilnya, akan ada percampuran rasa atau aroma jika digabungkan dengan liquid yang baru, yang membuat rasanya menjadi kurang autentik. Selanjutnya, jika hanya dibersihkan menggunakan air, potensi timbulnya karat pada vape cukup besar. Al hasil, vape tidak bisa bertahan cukup lama. 

Selain itu, hal yang mendasari terbentuknya Goest Indonesia adalah premis tentang pentingnya membersihkan vape setelah digunakan. Menurut Mas Ibnu, Jika piring harus dicuci setelah pemakaian, maka hal tersebut berlaku terhadap vape, yang tentunya untuk merawat vape dan mencegah pengguna dari hal-hal yang tidak diinginkan yang timbul dari kotornya device vape. 

Fokus pada yang sekunder

Berdiri pada pertengahan 2017, kini usia Goest Indonesia sudah hampir menginjak tiga tahun. Selama hampir tiga tahun berdiri, ternyata Goest memiliki strategi yang cukup unik dalam mempertahankan bisnisnya. Hal itu dilakukan dengan berfokus pada penjualan komponen-komponen vape yang bersifat sekunder, seperti pembersih/cleaner dan asesoris lainnya. 

“Jadi kita lebih fokus pada hal-hal sekunder, karena kalo yang kebutuhan primer semacam liquid, kawat dan kapas biar yang lain aja,” ucap Mas Ibnu. 

Namun, walaupun menjual komponen-komponen sekunder, Mas Ibnu bertekad untuk tetap melakukan edukasi kepada vapers dan non-vapers tentang manfaat dari vape. Karena menurutnya, akan tidak berarti jika menjual pembersih vape namun jumlah pengguna vape sedikit. 

Harapan ke depan

Industri vape sedang mengalami fase perkembangan dan pemerintah sadar akan hal tersebut. Bagi Mas Ibnu, dukungan pemerintah dalam memajukan industri ini sangat penting, karena itu harapannya industri ini bisa semakin maju dan berkembang.