Jarak yang tidak menghambat akrab, begitulah kesan pertama Inovasi Tembakau Ketika memiliki kesempatan untuk mengajukan tanya, mengenal lebih jauh teman-teman komunitas Indonesia Mechanical Mod (IMM). Bagaimana tidak, hari itu obrolan hangat dengan teman-teman pengurus IMM terasa begitu seru, meskipun terhambat jarak yang sangat jauh. Adalah Albert, Ivan, Reza, dan Rudi, yang siang itu meluangkan waktu di tengah kesibukan masing-masing, untuk dapat berbagi cerita tentang komunitas IMM.
Rumah kedua berdasarkan asas kekeluargaan
Terbentuk pada tahun 2016, IMM memiliki misi untuk menyatukan seluruh pengguna device Mechanical Mod, utamanya memperkuat aspek edukasi penggunaan device. “Sangat disayangkan, banyak pemberitaan miring tentang Mechanical Mod, terutama soal device yang gampang meledak,” tutur Albert, Penasihat IMM ketika ditanya awal mula berdirinya komunitas. Berdirinya IMM juga membawa visi untuk membentuk citra Mechanical Mod sebagai device yang aman digunakan sehari-hari, serta menekankan bagaimana penggunaan device yang aman.
Berawal dari tujuh orang anggota di Facebook, IMM berkembang pesat dengan enam ratus anggota yang terdaftar di 35 chapters. Mulai dari Aceh hingga Sulawesi, IMM berkembang menjadi keluarga yang dibangun berdasarkan nilai-nilai kekeluargaan. IMM ingin menjadikan komunitas sebagai rumah kedua, yang menaungi teman-teman penggunaMechanical Mod. “IMM menjadi bagian dari keluarga kita, mau ups and down, kita jalani bersama-sama,” pungkas Reza, sekretaris IMM.
Untuk semakin mendekatkan para anggotanya, IMM aktif mengadakan kegiatan seperti perayaan anniversary,vapemeet, hingga bakti sosial. Lebih lanjut, IMM memanfaatkan event-event besar vape untuk berkumpul bersama anggota-anggota regional. Masa pandemi memang menjadi tantangan signifikan bagi IMM untuk melakukan agenda-agenda tersebut. Namun, komunikasi antaranggota tetap berjalan melalui grup chat dengan pesan yang bahkan mencapai angka tiga ribu per hari.
Device yang jujur dan upaya melawan stigma negatif
Bukan tanpa alasan, Mechanical Mod dikenal penggunanya sebagai device yang jujur, baik dalam hal rasa maupun Ketika penggunanya tidak merawat dan memperhatikan device dengan baik. Bagi anggota IMM, pengguna Mechanical Mod adalah pengguna device vape yang pintar. Selain mengerti Ohm Law, pengguna Mechanical Mod juga belajar mengenal bagaimana cara bermain dengan voltase dan watt.
“Seninya ada di situ. Pengguna device bukan hanya sekedar vaping, tetapi ada banyak pengetahuan yang didapat,” tutur Reza.
Bagi anggota IMM, pilihannya jatuh pada device ini karena penggunaan dan bentuk device yang sederhana serta tahan banting. Sayangnya, terdapat stigma negatif yang beredar di masyarakat tentang bagaimana Mechanical Mod dianggap sebagai device “kaum kelas bawah” yang tidak mampu membeli device dengan harga lebih mahal. Stigma semacam inilah yang ingin dihilangkan oleh IMM.
“Apa yang menjadi perhatian saya, banyak vapers dengan budget terbatas, mau tidak mau menggunakan device ini karena murah. Sayangnya, mereka tidak mengerti dasar-dasar merawatnya. Kita perlu mengerti device yang kita gunakan dan bagaimana cara kerjanya,” begitulah pungkas Albert, ketika menjelaskan IMM sebagai wadah edukasi bagi para anggotanya.
Selain menjadi wadah edukasi, IMM juga menjadi wadah untuk berkreasi dan mengembangkan kreativitas di dunia vaping. Ketika ada acara besar, misalnya, para anggota IMM menjadi pemegang juara bertahan perlombaan Cloud Chasing. Hal ini menjadi dorongan yang positif dan membangkitkan jiwa kompetisi para anggota, untuk semakin berkreasi.
Prestasi bukan arogansi
Prestasi bukan arogansi, menjadi satu dari dua tagline yang dimiliki oleh IMM. Tidak dipungkiri oleh Albert, setiap manusia pasti memiliki rasa ego untuk merasa paling besar, tidak terkecuali para vapers. “Akan lebih baik ditunjukkan dengan prestasi dan karya. Fokus pada apa yang bisa kita berikan ke orang lain,” saran Albert.
Para pengurus IMM memiliki semangat untuk sama-sama menjadi manusia yang santun, terlepas dari berbagai stigma negatif yang disematkan kepada pengguna device ini. Bagi IMM, kelas menengah ke bawah bukan berarti identik dengan sikap yang kurang baik. Sebaliknya, dengan menjadi bagian dari IMM, para anggota harus bisa membentuk diri sendiri, dan memperlakukan orang lain dengan respect.
Perasaan bangga nan lega hadir bagi pengurus IMM, Ketika komunitas berhasil menjadi wadah yang mencetak para anggotanya untuk bisa produktif dan menghasilkan uang dari vape. Dalam proses tersebut, IMM Kembali menekankan pentingnya mengenali device yang kita gunakan. Untuk mengenal sebuah device dan menggunakannya dengan aman, cara yang bisa dilakukan adalah mempelajari device tersebut secara menyeluruh.
Bersanding bukan bersaing
Bersanding bukan bersaing, menjadi tagline selanjutnya dari komunitas IMM. Bagi IMM, para pengguna vape adalah sama, tidak baik ketika ada perasaan lebih unggul dibandingkan yang lain. Setiap device, memiliki keunggulan masing-masing, sehingga tidak perlu untuk bersaing.
Semangat untuk bersanding diwujudkan IMM melalui event dan kolaborasi dengan komunitas maupun pelaku industri, mulai dari vapers berbagi, hingga kolaborasi untuk edukasi. Ketika desas-desus isu vape ilegal beredar di masyarakat, IMM bersama dengan asosiasi dan komunitas lainnya aktif mengadakan seminar dan gerakan rontgen paru-paru untuk melawan pemberitaan negatif yang ada. Dalam hal ini, IMM ingin bergerak maju bersama-sama komunitas vapers lainnya.
Bagi IMM, komunitas bisa membawa “ripple effect” bagi teman-teman perokok aktif yang berada di luar komunitas. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan dalam komunitas, para anggota dapat membantu teman-teman perokok untuk bisa benar-benar berhenti dari kebiasaan merokok tersebut.
“Apapun komunitasnya, vape itu tentang rasa. Jadi, jangan membanding-bandingkan device. Hal terpenting, kita sebagai sesama pengguna vape perlu untuk bersanding, bukan bersaing,” ujar Reza dalam mempertegas Kembali tagline IMM.
Tentang vapers dan industri
Adanya industri vape, berkontribusi positif terhadap industri mikro, terutama di situasi pandemi. Selain itu, adanya regulasi melalui cukai menjadi bentuk rekognisi bagi industri vape. “Vapers senang karena kita sudah diakui negara dan diberi aturan melalui cukai. Tidak ada lagi pendapat-pendapat yang mengatakan kalau vape itu ilegal,” terang Reza.
IMM juga membagikan pesan-pesan kepada teman-teman vapers dan pelaku industri. “Untuk pelaku industri, tetaplah berkarya. Tetaplah menjadi pelaku industri yang baik dan saling berkontribusi secara positif. Untuk konsumen, cintai dan dukung produk lokal,” kata Albert.
Albert selanjutnya menekankan pentingnya niat dan semangat dalam upaya berhenti merokok. Menyayangi diri sendiri dan keluarga menjadi hal yang utama. “Kuncinya satu, niat. Jangan tunggu disentil Tuhan. Kenalilah dirimu sendiri, mengapa kamu merokok, apa kenikmatan merokok yang kamu cari, dan apa substitusinya. Dalam hal ini, vape bisa menjadi substitusi dan salah satu solusi yang baik untuk berhenti merokok,” tutup Albert dalam mengakhiri perbincangan hangat hari itu.