Konsumen vape Australia harus kantongi resep dokter untuk beli vape, The McKell Institute berpendapat lain…
Walaupun tidak mengandung tembakau, vape dan kantung nikotin tetap menyebabkan kecanduan karena tetap mengandung nikotin. Tentu saja pemerintah mengatur penggunaannya dengan lebih ketat daripada produk konsumsi lainnya. Namun, di Australia produk yang mengandung nikotin tergolong dalam produk therapeutic (pengobatan), sehingga penggunaannya membutuhkan resep dokter.
Tentu saja kebijakan ini membatasi akses produk untuk vapers di Australia. Padahal vape dengan nikotin dilansir lebih efektif dalam membantu berhenti merokok dibandingkan dengan vape tanpa nikotin. Terlebih lagi, angka perokok lebih tinggi di kalangan masyarakat yang lebih rentan.
Sejak 2013 penurunan angka perokok sudah mulai landai, harga rokok selangit sudah tidak lagi membantu. Untuk itu, Australia memerlukan solusi lain yang lebih efektif. Nah vape dengan penggunaan yang mirip dengan rokok dapat menjadi pengganti rokok dengan risiko kesehatan yang lebih rendah. Bahkan, Britania Raya, Amerika Serikat, dan negara-negara Uni Eropa juga sudah banyak menggunakan vape sebagai alat berhenti merokok
Melihat hal ini The McKell Institute, sebuah Lembaga riset kebijakan, merekomendasikan pemerintah untuk memberlakukan vape sebagai produk konsumen tanpa menggunakan resep dokter. Menurut The McKell Institute, kebijakan sudah harus memaksimalkan manfaat untuk pengguna dewasa. Selain itu, kebijakan terkait vape juga sebaiknya berbanding lurus dengan risiko.
Berbeda dengan di Indonesia, konsumen dewasa dapatkan mengakses produk nikotin dengan bebas. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada ruang perbaikan untuk kebijakan vape di Indonesia. Sehingga masih dibutuhkan lebih banyak riset agar produk tembakau alternatif dapat memiliki aturan yang tepat dan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi Kesehatan masyarakat.