Adu Risiko: Mana yang Lebih Aman?
Adu risiko adalah istilah yang biasa muncul untuk membandingkan apa saja risiko dari produk A dan B. Dalam hal ini, kita sering mendengarkan perbandingan mana yang lebih berisiko, vape atau rokok konvensional, untuk melihat apa yang vape miliki sehingga lebih baik dan alternatif produk tembakau biasa. Bagaimana, sih, cara membandingkan risiko vape yang benar dan objektif?
“Mending gak usah ngerokok apalagi nge-vape, sama-sama bahaya.” Kalimat itu sering kita dengar dari media, praktisi kesehatan, atau pemerintah bagian kesehatan. Tapi, sadarkah teman-teman kalau kalimat tersebut bukan dari perspektif konsumen, tetapi dari perspektif ketiga? Artinya, bisa jadi kalimat tersebut keluar dari pihak yang tidak mengonsumsi produk nikotin dari tembakau.
Partisipasi Konsumen
Padahal, konsumen memiliki hak suaranya untuk bisa berpartisipasi. Kepala bidang Advokasi dan Edukasi Konsumen Pakta Konsumen Ary Fatanen menilai, tembakau bisa ikut dalam perumusan kebijakan tembakau. Ia menilai, konsumen produk tembakau masih menjadi sebagai objek regulasi yang tidak memiliki wadah untuk menyampaikan aspirasi terhadap aturan yang di masa depan akan berdampak pada dirinya. Prinsip inilah yang harus terpenuhi guna mencapai asas demokrasi secara penuh.
Kalau bicara bahayanya, betul, vape juga bisa berbahaya. Begitu pula dengan rokok konvensional juga bisa berbahaya. Begitu pula dengan mengendarai motor dengan helm, memasak telur dengan minyak panas, bertempat tinggal di apartemen lantai 30, semuanya punya bahayanya sendiri. Hakikatnya, segala aktivitas manusia memiliki risiko dan bahayanya sendiri–kata ilmu manajemen risiko.
Poin utamanya adalah, manusia perlu menilai aktivitas berdasarkan risiko dari masing-masing pilihan. Orang bisa menilai “mending tidak usah dua-duanya” karena mereka bukanlah pengguna nikotin sehingga bisa menyarankan pilihan tanpa risiko bahaya. Namun, bagaimana dengan yang sudah terlanjur menggunakan dan ketagihan nikotin?
Adiksi
Tahukah anda, kalau gula itu adiktif karena meningkatkan hormon dopamin dan opioid? Masyarakat menerima gula sebagai barang konsumsi. Namun, gula juga bertanggung jawab atas banyaknya prevalensi diabetes yang besar di dunia. Namun, saat ini ada produk alternatif rendah gula di beberapa produk minuman/makanan. Terlepas hal itu, masih ada saja yang mengkampanyekan hidup bebas dari gula dan pemanis tidak alami. Pertanyaannya, apakah Anda bisa hidup tanpanya? Cobalah larang diri anda dari minuman manis pinggir jalan, kopi kafe, makanan ringan, kedai camilan/minuman kafe, apakah sanggup dalam satu minggu, atau bahkan satu hari?
Inti dari perdebatan risiko vape dan rokok konvensional harus melihat dari situasi konsumennya. Konsumen memiliki kondisi sudah terlanjur menggunakan nikotin, dan menjadi kecanduan. Memang, banyak kisah sukses perokok yang lepas dari kecanduan nikotin, tetapi tidak instan. Mereka harus bergelud dengan efek ketagihan yang tidak terpenuhi secara bertahap. Di sinilah, vape memiliki peranan positif untuk membantu pengguna beralih ke produk nikotin yang lebih rendah risiko.
Produk vape jelas tidak ada pembakaran. Perbandingan sejenis bisa kita bayangkan ketika memasak menggunakan cara pembakaran dan perebusan. Vape mengeluarkan uap air, sementara produk yang dibakar mengeluarkan arang, api, asap, bau, dan noda.
Perlu Bersuara
Bagi yang memang anti nikotin sejak dini, wajar saja mereka bersuara kukuh menolak dua produk, atau bahkan semua produk yang mengandung nikotin adiktif. Terlepas dari itu, publik juga harus paham, kalau nikotin memang diterima secara luas sebagai zat rekreatif konsumsi, yang umumnya melalui pembakaran. Kalau kita bicara adu risikonya, tembakau bakar memiliki risiko lebih besar dibanding vape. Oleh karenanya, pengguna nikotin bisa sangat butuh tembakau alternatif dalam rupa vape ini.
Sebagai penutup, konsumen atau pengguna tembakau perlu untuk bisa lebih aktif bersuara. Semoga dengan satu suara “butuh tembakau rendah risiko”, publik bisa lebih memahami situasinya dari perspektif konsumen juga. Adu risiko yang lebih objektif juga bisa tersampaikan melalui perbandingan langsung antara vape dengan rokok konvensional, ketika melihat keluaran yang biasanya. Juga untuk para vapers, jangan lupa untuk tetap vaping secara bertanggung jawab, ya!
Baca juga: