Perjalanan Tedi Bangkit Utama Ke Negeri Sakura pada 2018 mengenalkannya dengan produk tembakau yang dipanaskan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan heated tobacco product (HTP). Merasakan manfaat HTP yang lebih rendah risiko untuk dirinya dan sekitar, membuatnya ingin berbagi pengalaman dengan sesama perokok. Akan tetapi, produk HTP belum masuk ke Indonesia hingga 2020 awal. Sehingga, informasi yang tersebar juga masih terbatas. Hal inilah yang menginspirasinya untuk menggagas komunitas IQOS Indo pada 2018. IQOS Indo sendiri terbentuk untuk berbagai informasi mengenai produk IQOS dan aksesorinya, tidak jarang juga anggota IQOS Indo berkumpul dan nongkrong bareng. Komunitas ini pun bertumbuh hingga sekitar seribu anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Di sela-sela kesibukannya, Tedi menyempatkan untuk berbagi dengan Inovasi Tembakau mengenai komunitas IQOS Indo. Sebagai Informasi, IQOS Indo merupakan komunitas HTP pertama yang diwawancara oleh Inovasi Tembakau loh! Yuk, kita simak bersama-sama.
Feel dan taste yang familier
Tedi sendiri dulunya juga perokok. Menurutnya, srasa tembakau dan feel Ketika menggunakan HTP sangat mirip dengan rokok pada umumnya. “tembakaunya hanya dipanaskan jadi rasa tembakau masih terasa,” ungkap Tedi. Uap yang dihasilkan juga lebih tipis, sehingga penggunaannya tidak terlalu mencolok dan memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dari rokok. Hal ini juga yang menjadi alasan kebanyakan anggota IQOS Indo, ingin meminimalkan risiko kesehatan bagi orang-orang sekitar.
Karena memiliki perbedaan kandungan uap, produk ini bisa digunakan di ruangan tertutup sekalipun. Mengonsumsi nikotin sambil berkendara di mobil juga memungkinkan, “produk ini (HTP) tidak memiliki abu jadi penggunaannya bisa lebih bersih,” jelas Tedi antusias. Ditambah lagi, menurut pengalaman pribadi Tedi, jumlah konsumsi tembakau jadi berkurang dengan menggunakan produk ini.
Baca juga: Multi-country vaping research: Survey alasan pengguna Vape dan HTP di Indonesia
Mulai booming di Indonesia
Produk HTP sendiri baru masuk ke Indonesia pada awal 2020. Namun, perlu diakui jumlah pengguna dan komunitas HTP lebih kecil dari pada vape dan rokok, “Harga device-nya bisa mencapai Rp1,5 juta ke atas, stik tembakaunya juga lebih mahal daripada rokok biasa.” Edukasi produk HTP yang dulunya jarang jadi meningkat sejak produk ini mulai tren di pasaran Indonesia, banyak video ulasan dan pembahasan tentang produk ini di YouTube.
Tedi memprediksi Ketika tren semakin meningkat, masyarakat dan pemerintah akan mulai familier dengan produk ini. Sehingga, aturan spesifik terkait produk juga bisa ikut berkembang seperti produk tembakau lainnya.
Kamu bisa kepoin Instagram IQOS.Indo disini